Saat belajar ilmu marketing atau sedang mengerjakan project digital marketing, tentu customer persona bukan lagi barang baru, karena dengan customer persona, dapat menggali informasi demografi dari pelanggannya, nah, lebih lanjut tentang customer persona, kita akan membahasnya lebih dalam.
Pada artikel yang dibuat kali ini berdasar dua kali pengalaman penulis yang sempat mengerjakan project digital marketing dari tahap inisiasi hingga eksekusi digital campaign, sampai tahap post campaign.
yang pertama saat penulis bekerja di sebuah digital marketing agency, dan yang kedua produk lain saat sebagai tenaga outsource di perusahaan sanitary yang menjadi kompetitor saat penulis mengerjakan di project pertama.
Pengertian Customer Persona
Apa itu customer persona ? customer persona adalah pattern atau pola yang merepresentasikan karakter target pasar dari unit bisnis atau sebuah perusahaan, lebih tepatnya, customer persona adalah deskripsi lengkap tentang sekumpulan orang atau perorangan yang menjadi target audiense dari hasil riset yang ditentukan sebelumnya.
Contoh, dalam hal ini menjual produk sanitary user existing secara demografi adalah pasangan muda yang baru saja memiliki rumah atau pindah rumah, sehingga audiens yang masih relate untuk dijadikan customer persona secara demografi adalah, seorang yang sedang dalam merencanakan pernikahan dalam waktu dekat, atau status engaged di media sosialnya.
Dalam melakukan penjualan, user experience sangatlah mendukung dan akan berpotensi meningkatkan customer retension, sehingga dengan mengenali background audience, tentu akan lebih siap memberikan display campaign yang menarik serta captionnya, terlebih jika sampai ditahap customer service yang mengolah penjualan, hal ini akan sangat memuaskan calon pembeli.
Membuat Customer Persona
Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa customer persona sangatlah dibutuhkan, mari kita membuat customer persona dan tipsnya adalah dengan melihat data pengunjung yang tercatat hasil dari leads, maka pastikan website atau apps kamu memiliki data pelanggan seperti no hp, email, nama, alamat, dan kebutuhannya, tentu ini akan menjadi prospek untuk pemasaran dan penjualan.
Jika belum ada, bisa dengan hasil riset atau grabing data di internet, bisa dengan form survey atau bisa dari hasil data pelanggan existing, atau hasil campaign yang pernah running, apapun itu bisa juga dengan beli database, karena memang tahap awal yang harus mengumpulkan data dan informasinya.
Setelah mendapat perkiraan siapa demografi target pelanggan, maka bisa dilakukan cara-cara tambahan seperti menggunakan teknologi twitter bot untuk auto reply saat terjadi diskusi di ranah twitter tentang bahasan seputar aktifitas kebersihan dan interior rumah.
Lakukan pengolahan data produk mana yang paling banyak dibeli atau yang sering dibeli lagi, yang paling susah laku, yang paling mahal tapi paling diminati, yang paling banyak dilihat, yang paling banyak mendapat review baik atau buruk, lakukan juga riset sederhana dari customer service dari pengalamannya berbelanja, adakah kemungkinan me referensikan produk kamu ke pengguna lainnya.
Segera identifikasi pola pembelian ataupun kesamaan dari kejadian proses belanja ataupun hasil dari pertanyaan yang diajukan customer service ke pelanggan, dan jadikan sebuah persona yang caranya bisa seperti berikut.
Klasifikasi Audiens
Data yang asli harus di define dengan baik, bukan sekedar perkiraan, karena tahap analisa bukan disini, cari tahu juga dan klasifikasikan audiens, berdasarkan usia, lokasi, pola belanja, minat, apakah produk yang dibeli sebagai konsumsi akhir atau dijual kembali.
Identifikasi Kebutuhan
Setelah kamu yakin bahwa produk kamu adalah yang dibutuhkan target pasar kamu, saatnya mengidentifikasi produk sanitary apa sih yang sedang dicarinya, hal yang paling mudah adalah gunakan tools sentimen analisis yang cara kerjanya mencari tahu di ranah media sosial, seperti kemudahan instalasi dan perawatan produk sanitary tersebut.
Ataukah ada keunikan tersendiri dari produk kamu, semisal ada semacam souvenir saat produk kamu datang di tangan pembeli seperti gantungan kapur barus untuk kamar mandi, ataukah dalam proses pembelian terdapat video iklan yang unik dengan influencer yang bisa me-representasikan produk kamu dengan baik, seperti memasang link pembelian website kamu di profil social medianya.
Selain itu bisa juga dengan menghadirkan sebuah pengalaman berbelanja dan interaksi menarik dengan customer service, bahkan termasuk saat pelanggan tersebut me-referensikan produk kamu, yang berpotensi mendapat komisi penjualan, tentu pengalaman ini akan memberi kesan menyenangkan dari pelangganmu.
Contoh Customer Persona
Setelah didapati data untuk calon customer yang akan dibidik untuk target pasar, maka buatlah data customer persona dalam contoh kasus ini adalah produk sanitary, pertama klasifikasikan secara sederhana dari karakter user pada umumnya, lakukan pengelompokan user seperti para pasangan muda yang tinggal di kota satelit yang paradigma umumnya, rumah di area yang masih baru dan ada peluang untuk menambah perlengkapan kamar mandi dan interiornya.
Lakukan profiling lengkap dari customer persona ini seperti nama pengelompokan berdasar daya belinya yang bisa dilihat apakah produk mu yang mahal atau yang murah yang dibelinya, apakah dalam tahap wawancara dengan customer service kamu, dia orang yang tidak ambil pusing biaya pengiriman yang disebabkan segera memerlukan produkmu karena urgent atau kah memang rela mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Contoh : Pasangan muda asgard berusia rata-rata 29–35 tahun tinggal di perumahan Bogor, Depok, Bekasi di area perumahan XXX buat note juga “Area dimana perumahan tersebut masih banyak dibangun, sehingga potensi memiliki tetangga dan me-referensikan produk sanitary apabila membutuhkan produk seperti shower, wastafel, bathtub kloset duduk.
Dalam merencanakan strategi marketing, baik online marketing ataupun offline marketing, customer persona sangat dibutuhkan, dan cara-cara diatas adalah cara termudah untuk membuat customer persona, pastikan semua berjalan dengan baik dan berjalan lancar.(Creativauz)